SAUDARA YANG TAK PERNAH DI BERIKAN TUHAN



PRO DAN KONTRA TENTANG SAHABAT


SAUDARA YANG TAK PERNAH DI BERIKAN TUHAN

Bukan dalam waktu yang singkat, bukan hanya sebulan atau dua bulan, aku telah mengenalnya lebih dari 100 bulan. Dia adalah seseorang yang dengan bangga aku perkenalkan sebagai sahabatku. 
Begitu banyak kisah yang kami lalui bersama. Baik suka maupun duka. Baik pahit maupun manis. 

Melalui tulisan ini, izinkan aku untuk mengungkapkan rasa di hatiku yang luput kuungkapkan kepadanya ketika kami bersama-sama. 
Terimakasih kepada dia yang kupanggil sahabat. Karena dengan segala kerendahan hatinya mengizinkanku untuk masuk dan mengisi lembaran hari-harinya, untuk mengenal dirinya lebih dalam, dan untuk mengetahui setiap seluk beluk kehidupanya. Terimakasih juga karena dia telah ada dan mewarnai kehidupanku. 

# SAHABATKU ADALAH KELUARGAKU

Kita semua tau jika waktu sangat berharga. Sering kita mendengar pepatah bijak bahwa, "waktu adalah uang" namun bagiku waktu adalah waktu dan uang adalah uang. Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga jika di bandingkan dengan uang, tetapi dengan uang kita tidak dapat membeli kembali waktu yang telah berlalu. 
Untuk itulah, aku berterima kasih kepadanya yang dengan rela mengorbankan waktunya yang berharga untuk sekedar mendengarkan keluh kesahku, melakukan hal-hal gila lain, padahal sebenarnya ia memiliki setumpuk tugas Yang ia kerjakan. 

Waktu yang begitu berharga ia korbankan untuk sekedar mengembalikan senyum keceriaan di wajah senduku. Ia meskipun sedang lelah dan mengantuk, tetapi berusaha untuk tidak memejamkan matanya hanya untuk mendengarkan setiap ocehan tidak penting yang keluar dari bibirku. Semua itu ia lakukan semata-mata untuk tidak mengecewakanku.

# TAK SEMUA ORANG BERHASIL MENDAPATKANYA


Saat kehidupan kita berjalan normal, akan ada banyak orang yang berdiri di samping kita dan mengakui kita sebagai teman. Namun, saat masalah mulai menghampiri dan terpuruk bahkan terjatuh, akan ada banyak teman yang berbalik arah meninggalkan bahkan menghujat kita. Saat itulah kita akan mengetahui siapa yang benar-benar merupakan teman kita, sahabat kita. 

Akupun pernah mengalaminya. Saat di terpa badai hidup yang menurutku  tidak semua orang mampu melaluinya, aku terjatuh dan terpuruk serta di hujat oleh dunia. Di saat itu juga, sahabatku, ia berlari kencang untuk menemuiku, memelukku, menghapus tetesan air mataku, lalu mengucap kata-kata penyemangat untuk membuatku tetap teguh berdiri. 

Ia tanpa malu tetap mengakuiku sebagai sahabatnya. Ia yang selalu berjanji untuk tetap berada di sampingku, menemuiku menjalani setiap proses yang harus kulalui dan melakukan setiap hal yang harus di lakukan. Terimakasih sahabatku, karena telah menjadi seorang saudara bagiku dalam kesukaranku. 

Tak jarang di dalam hubungan persahabatan, kita sering melakukan kesalahan-kesalahan tanpa kita sadari. Kita sering melakukan hal-hal yang menyakiti hati orang lain, namun kita lupa untuk meminta maaf. 

Untuk dia ...

Maafkan aku yang kadang dengan ataupun tanpa sengaja mengucapkan kata-kata yang menyakiti hatimu.
Maafkan aku yang terkadang menyakiti melalui tindakan yang kulakukan. 
Maafkan aku yang terkadang pelit untuk membagi waktuku denganmu, meskipun kamu selalu rela membagi waktumu denganku.
Maafkan aku yang terkadang iri dan benci jika melihat kedekatanmu dengan teman kita yang lain.
Maafkan aku untuk setiap kesalahan yang kulakukan. 
Maafkan aku yang hingga saat ini belum mampu menjadi partnermu yang baik.

Aku berterimakasih untuk setiap hal yang telah terjadi dan terbingkai indah di dalam perjalanan hidup kita. 


Dia sahabatku yang meskipun tanpa ikatan darah tetapi lebih dekat daripada seorang saudara. 






0 comments